MEMBERSAMAI TOLE MBAREP MENYAMBUT MASA DEPAN
Oleh: Eni Setyowati
Di suatu senja yang dingin, kami berdua
(saya dan suami) duduk bersama di ruang keluarga, ditemani oleh secangkir kopi
panas. Wajah kami dipenuhi dengan campuran perasaan bangga dan haru serta
nostalgia saat kami memandang foto si kakak, Dimas, yang baru saja lulus
kuliah. Ternyata 3,5 tahun telah berlalu. Masih ingat di tahun 2020 wabah covid
melanda negeri ini, saat itu si tole baru lulus SMA dan akhirnya diterima di
prodi Teknik Sipil Unej. Hampir satu setengah tahun pembelajaran dilakukan
secara daring, dan pada tahun 2022 ia full menimba ilmu secara offline di Jember.
Sungguh tak mengira saat itu ia kuliah di Jember karena itu adalah pilihan
terakhirnya. Namun, takdir mengantarkannya ke sana.
Rasanya baru kemarin si tole
mbarep menginjakkan kakinya di kota Jember. Jarak yang cukup jauh dengan
Tulungagung dan transportasi umum yang cukup sulit diakses, membuat kami sebagai
orang tua jarang mengunjunginya ke Jember. Selama ia kuliah hanya dua kali kami
ke sana, saat pertama mencari kost dan saat mengambil barang boyongan hehehehe.
Alhamdulillah 3,5 tahun kami sebagai orang tua telah mampu menghantarkannya
menyelesaikan sarjananya. Tentunya adalah suatu kebanggaan bagi kami, anak kami
telah lulus sarjana.
Dulu, Dimas kecil, dia selalu
ceria dan penuh semangat, namun juga agak keras kepala. Kami masih ingat
ketika dia pertama kali menginjakkan kakinya di sekolah dasar. Dia bersekolah
dasar di dua tempat. Saat itu dia masih berumur 6 tahun sehingga tak bisa
sekolah di sekolah favorit, sementara dia terus merujuk kepengen sekolah di SD.
Akhirnya dia pun sekolah di SD dekat rumah. Pada tahun berikutnya, saat usianya
7 tahun, dia mendaftar lagi di sekolah dasar favorit. Saat itu, wajahnya
dipenuhi dengan keingintahuan dan kegembiraan untuk belajar.
Sekarang dia sudah dewasa, dan
kami harus melepaskan dia untuk mengejar mimpinya. Kami memang harus memberinya
kesempatan untuk menjalani hidupnya sendiri. Tapi, meskipun dia telah dewasa, kami
akan tetap selalu ada untuknya. Kami akan selalu mendukung setiap langkahnya.
Kini si tole telah belajar
bekerja sambil menunggu pendaftaran di S2. Kami hanya bisa mendoakannya semoga
dia menjadi pribadi yang membanggakan. Aamiin. Doa kami selalu menyertaimu le.....
******
Kami berduapun terdiam,
merenungkan perjalanan hidup Dimas yang telah membawanya ke titik ini. Dengan hati
yang penuh cinta dan harapan, kami bersiap menyambut masa depan yang tak
terduga, sambil tetap mengingat dan menghargai setiap momen yang telah kami
lewati bersama sebagai keluarga.
Selamat Bu atas pencapaian Mas Dimas. Kalau sudah di fase seperti ini, tinggal kenangan yang tersisa. Kenangan masa, dimana orang tua masih intens dengan anak. Dan sekarang sudah mengepakkan sayap tuk terbang sesuai mimpinya
BalasHapusInggih bu leres
Hapus