KEADILAN SEORANG IBU
Oleh:
Eni Setyowati
Eni Setyowati
Seorang perempuan menemui istri Rasulullah saw, Aisyah, bersama dua anaknya yang masih kecil. Lalu Aisyah memberinya tiga buah kurma. Sang ibu memberi kedua anaknya masing-masing satu kurma; dan secara sama rata, ia membagi buah kurma ketiga dan kembali memberikannya pada kedua anaknya. Tatkala Rasulullah saw pulang ke rumah, Aisyah menceritakan kejadian itu kepada beliau.
Rasulullah saw berkata, “Mengapa engkau terkejut menyaksikan tindakan perempuan itu? Karena berusaha menjaga keadilan dan persamaan, Allah akan memberinya istana di surga!” (QS. an-Nahl: 254)
Salah satu bagian dari takwa adalah menegakkan keadilan, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Maidah: 8, “Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa.” Di dalam menegakkan keadilan, kita tidak boleh tergoda oleh rasa benci kepada seseorang atau sekelompok orang, sehingga kita akan menyimpang dari keadilan.
Allah selalu berpesan, kita harus menjadi penegak keadilan, seperti dalam firman Allah QS. An-Nisa’: 135 berikut.
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Maha teliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan."
Berdasarkan ayat-ayat di atas, siapapun kita wajib untuk berlaku adil. Keadilan juga berarti kondisi secara moral, sikap yang memperlakukan seseorang yang sama ataupun seimbang, memperlakukan sesama berdasarkan hak dan kewajibannya tanpa pandang bulu atau pilih kasih. Keadilanpun dijadikan sebagai dasar negara kita, yang ditempatkan dalam sila ke lima Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Begitu pentingnya keadilan, maka tidaklah salah jika keadilan selalu ditempatkan di mana-mana dan setiap orang wajib melakukan keadilan.
Demikian juga seorang ibu. Seorang ibu harus adil terhadap anak-anaknya. Seorang ibu harus tahu hak anak-anaknya. Salah satu hak anak adalah tidak mengistimewakan salah satu diantara mereka dibandingkan saudaranya yang lain dalam hal apapun. Tidak boleh memberikan sesuatu kepada salah seorang anaknya, sedangkan dia tidak memberikan kepada anak yang lainnya. Hal tersebut adalah perbuatan curang dan zalim, dan Allah sangat tidak menyukai orang-orang yang zalim. Ketidakadilan akan menyebabkan kekecewaan anak yang tidak diberi dan menumbulkan permusuhan bagi mereka.
Berbicara tentang keadilan seorang ibu, dalam tulisan ini saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman saya sebagai seorang ibu. Delapan belas tahun saya telah menjadi ibu dari dua anak. Tentunya, sebagai seorang ibu, saya selalu berusaha berlaku adil kepada kedua anak saya. Sesungguhnya tidak ada ibu yang ingin pilih kasih kepada anak-anaknya. Namun seorang ibu yang telah berbuat adil kepada anak-anaknya belum tentu dianggap sudah adil oleh anak-anaknnya. Itu wajar, namun sebagai seorang ibu kita tidak boleh menyerah, yang terpenting kita selalu berlaku adil kepada anak dan tidak pilih kasih, serta selalu berdasarkan ridha Allah. Ingat do’a dari ibu adalah restu untuk anak-anaknya.
Selama ini saya selalu berusaha adil kepada kedua anak saya. Adil disini bukan berarti selalu “sama” antara anak yang satu dengan anak yang lain. Misalnya jika anak pertama dibelikan “X”, bukan berarti anak kedua juga dibelikan “X”. Lho kenapa tidak sama, berarti kan tidak adil???? Itu pertanyaan yang sering sekali ditanyakan…coba sekarang kita perhatikan. Jika anak pertama usianya remaja, kemudian anak kedua masih balita, apakah harus dibelikan barang yang sama. Nah, keadilan di sini bukan berarti harus sama persis. Tetapi dalam kasus ini lebih tepat jika disesuaikan dengan kebutuhan dan tentunya usia si anak. Keadilan semacam ini disebut keadilan individu, yaitu keadilan yang didasarkan pada setiap individu masing-masing berdasarkan kondisinya.
Berbeda jika anak dalam usia yang hampir sama dan mempunyai keinginan yang sama, maka jika salah seorang anak dibelikan, maka anak yang lain juga dibelikan. Mungkin hal ini juga sering dialami oleh ibu-ibu yang lain. Pernah suatu ketika saya meminta si kakak untuk mencuci baju, namun sang kakak menjawab, “kok saya yang disuruh, terus adik ngapain?”, (kebetulan si kakak sudah remaja sedangkan si adik masih kanak-kanak). Itu salah satu pertanyaan kakak untuk menuntut keadilan…ya…wajar saja. Apa yang harus saya lakukan? Karena adiknya yang masih kanak-kanak, akhirnya pekerjaan mencuci baju dikerjakan berdua kakak dan adik, kakak yang mencuci dan adik yang menjemurnya, tetapi tentunya untuk baju yang kecil-kecil karena si adik belum bisa jika menjemur baju yang besar. Dengan kegiatan yang dilakukan bersama-sama seperti itulah akhirnya kakak tidak merasa adanya pilih kasih. Sebenarnya masih banyak hal-hal yang mungkin sebenarnya sepele tetapi menurut anak adalah sesuatu yang penting. Maka kita sebagai ibu, harus mengetahui karakter anak kita. Setiap anak, meskipun dilahirkan dari rahim yang sama, akan mempunyai karakter yang berbeda-beda.
Suatu saat, kedua anak saya, saya ajak ke toko buku. Mereka ingin membeli buku, maka mulailah mereka memilih buku sesuai dengan keinginannya. Akhirnya sudah dipilihlah buku yang mereka inginkan, dan kemudian mereka saling menghitung, si kakak membeli buku berapa dan si adik berapa…hemmm dalam hati saya, akhirnya saya memberi penjelasan kepada mereka, “okelah sekarang maunya bagaimana?” Si adik menjawab “kalau kakak 3 adik juga 3.”.. hehehe…terus kakaknya saya tanya, “bagaimana kakak?” Si kakak menjawab “tidak apa-apa”..dan akhirnya mereka membeli buku dengan jumlah yang sama. Dari contoh tersebut, memberikan pelajaran bagi saya, bahwa untuk mencapai keadilan kadang membutuhkan suatu komunikasi yang harus disepakati bersama.
Contoh keadilan yang lain adalah dalam hal kasih sayang. Tidak dapat dipungkiri kadang seorang ibu menyayangi sebagian anaknya lebih dari sebagian yang lain. Memang seringkali sulit untuk menyamaratakan, tetapi sebagai seorang ibu dan orang tua jangan sampai karena rasa kasih sayang yang terlalu berlebihan kepada sebagian anaknya akan melalaikan keadilan yang sesungguhnya. Karena hal ini bisa berarti mengikuti hawa nafsu. Sebagai seorang ibu harus menyadari bahwa Allah menciptakan anak-anak kita dalam kondisi yang berbeda, maka sebaiknya kita menyayangi mereka dengan porsi yang sama dengan tidak membeda-bedakan karena kondisi mereka yang tidak sama. Semoga Allah melindungi kita semua dari perkara-perkara yang menimbulkan murka Allah Azza wa jalla.
Jika salah satu dari anak kita melakukan hal-hal yang tidak baik seharusnya kita juga menasehatinya dan memberikan balasan sesuai dengan perbuatannya, demikian juga dengan anak yang lain jika melakukan hal yang tidak baik maka kita harus memperlakukan sama. Jangan sampai karena kasih sayang seorang ibu yang berlebih kepada sebagian anaknya, maka jika anak tersebut melakukan sesuatu yang tidak baik justru dibiarkan atau dibela. Mungkin masih banyak contoh-contoh keadilan yang ibu berikan kepada anak-anaknya. Namun yang terpenting marilah kita selalu berusaha berbuat adil kepada semua anak-anak kita.
Kita bisa belajar dari Rasulullah seperti yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, “seandainya Fatimah putri Rasulullah mencuri, maka Rasulullah sendiri yang akan memotong tangannya, bukan membelanya, walaupun Fatimah adalah putri yang sangat dicintainya.” Islam mewajibkan orang tua selalu berlaku adil bagi anak-anaknya dan dilarang membeda-bedakan yang satu dengan yang lain dalam hal perlakuan, pemberian sesuatu dan pilih kasih, karena perlakuan yang berbeda dan pilih kasih dapat merusak kebaktian sang anak kepada orang tuanya, mengeruhkan ketenangan di rumah dan mengganggu hubungan keluarga secara silaturahmi yang selalu diperintahkan oleh Allah untuk selalu dijaga dan dipelihara. Ingat, anak adalah belahan jiwa kita, mereka adalah nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita.
Dalam Firman Allah QS an-Nahl 250 disebutkan Rasulullah saw bersabda, “Berlaku adillah terhadap seluruh anak-anakmu, sekalipun beberapa diantaranya sedang bepergian. Bila engkau ingin diperlakukan anak-anakmu dengan baik, penuh kasih sayang dan adil, maka perlakukanlah mereka dengan cara yang sama.” Ayat 251 juga menyebutkan, Rasulullah saw mengetahui bahwa salah seorang sahabat lebih memperhatikan salah satu putranya ketimbang anaknya yang lain. Beliau lalu berkata kepadanya, “Mengapa engkau tidak memperhatikan kebutuhan terhadap keadilan dan persamaan (sikap tidak pilih kasih) dalam memperlakukan (anak-anak)?”
Memperlakukan anak-anak kita secara tidak adil dalam bentuk pilih kasih, pada dasarnya kita sebagai ibu dan orang tua telah menciptakan pengaruh yang sangat berbahaya bagi anak-anak kita, yaitu anak-anak akan mengikuti sikap tidak adil orang tuanya, anak-anak akan memendam rasa benci dalam jiwanya dan mereka nantinya akan menjadi orang durhaka.
Baiklah, bagi para ibu dan orang tua pada umumnya, marilah kita dengan penuh kejujuran harus memberikan perlakukan yang sama rata kepada anak-anak kita. Kita harus arif menggunakan standar yang berlaku dalam keadilan, dan kita tidak pilih kasih kepada anak-anak kita. Semoga kelak anak-anak kita menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Amin…Do’a seorang ibu adalah restu bagi anaknya.
Amiin Bu, semoga bisa berbuat adil seperti yg njenengan paparkan. Tulisan yg keren, sarat dengan edukasi dan nilai agama
BalasHapusAamiin....terimakasih
BalasHapus