AL-QUR’AN SEBAGAI MATA AIR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

 


Oleh: Eni Setyowati

 

Al-Qur’an adalah petunjuk suci bagi umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Di dalam Al-Qur’an berisi sunatullah, yaitu hukum tentang alam, tentang semua makhlukNya. Sunatullah di dalam Al-Qur’an mempunyai cakupan yang sangat luas, sementara manusia sangat terbatas. Di dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, terdapat dua pendekatan hubungannya dengan sunatullah di dalam Al-Qur’an. Pendekatan pertama adalah pendekatan ke hulu, dan pendekatan kedua adalah pendekatan ke hilir.

Pertama, pendekatan ke hulu diartikan dengan mencari ayat Al-Qur’an yang mendukung, membenarkan dan mengkonfirmasikan temuan iptek tersebut. Jika ayat tersebut mengandung makna yang jelas dan langsung, maka temuan iptek itu dapat dicari relevansinya dengan ayat di dalam Al-Qur’an. Sehingga dapat dikatakan terdapat korespondensi satu-satu antara temuan iptek dengan ayat di dalam Al-Qur’an. Selain itu jika di alam ayat Al-Qur’an menerangkan tentang fenomena, maka fenomena tersebut dapat dianalisis dengan berbagai displin iptek yang berlainan. Pendekatan hulu ini merupakan petualangan pemikiran manusia untuk mendapatkan jalan pemikiran logis yang menghubungkan iptek dan ayat Al-Qur’an.

Kedua, Pendekatan ke hilir dilakukan dengan menyusuri satu atau beberapa iptek yang kemudian diharapkan bermuara menuju satu atau beberapa temuan iptek. Penyusuran ini dilakukan melalui penelitian dan pengembangan. Dalam hal ini, ayat di dalam Al-Qur’an yang mengandung banyak makna dapat menjadikan inspirasi untuk berbagai topik penelitian. Pendekatan ke hilir ini membutuhkan pengamatan, pengukuran, perhitungan, perlengkapan, biaya maupun kerja keras serta ketekunan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka ayat Al-Qur’an dapat memberi inspirasi bagi peneliti untuk merumuskan penelitian dan pengembangan. Al-Qur’an harus dikupas untuk memecahkan kode dalam menangkap isyarat iptek. Sebagai contoh salah satu teknologi yang diilhami dari sunatullah adalah teknologi yang diilhami dari Riwayat HR Bukhari Mulsim, “Mulailah berpuasa setelah merukyat hilal dan beridul fiitri-lah setelah merukyatnya; jika langit tertutup awan lakukanlah pengkadaran.” Berdasarkan hadits tersebut, maka ditemukanlah teleskop rukyat. Sistem ini menggunakan teknologi mutakhir yaitu terdapat filter substrasi, pengolahan citra, perekaman video, komputer serta telekomunikasi. Dengan penemuan teleskop ini, maka pelaksanaan rukyatul hilal dapat menjadi lebih mudah dan dapat dipancarkan secara luas di media telekomunikasi baik TV maupun media yang lain.

Oleh karena itu tak salahlah jika kita menyebut bahwa Al-Qur’an adalah lautan ilmu Allah SWT. Ayat-ayatnya dapat diibaratkan mata air dan sumber yang mengalirkan sungai-sungai ilmu pengetahuan dan teknologi guna mencapai temuan-temuannya. Tidak diragukan lagi bahwa Al-Qur’an adalah peletak dasar kemajuan iptek. Oleh karena itu, manusia dituntut memiliki kesadaran spiritual dan moral sehingga ia tak akan tercerabut dari eksistensinya sebagai makhluk Allah yang beriman dan bertakwa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

“TIADA JALAN TANPA DEBU, TIADA KESUKSESAN TANPA DOA ISTRI DAN IBU” (Sebuah catatan untuk suami dan anak-anakku)

BAROKALLOH FII UMRIK SUAMI DAN ANAK PERTAMAKU

SUDAHKAH MENGENAL ANAK KITA?