YUK KENALI GAYA BELAJAR ANAK KITA
Oleh: Eni Setyowati
Banyak orang tua yang tidak mengenali gaya
belajar seorang anak. Padahal, gaya belajar ini sangat penting bagi kelangsungan
proses pembelajaran guna mendapatkan hasil yang maksimal. Sebelum kita
mengenali gaya belajar anak, marilah kita ketahui dulu hakikat belajar anak itu
sendiri. Seringkali anak dikatakan belajar jika ia duduk manis di depan meja,
membaca atau mengerjakan PR. Sedangkan jika si anak membaca atau menulis sambil
berbaring atau mendengarkan musik, ia dikatakan belum belajar. Benarkah
demikian?
Banyak buku dan teori belajar yang mengatakan
bahwa anggapan orang tua di atas adalah salah. Pada dasarnya kegiatan belajar
itu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu alasan mengapa anak belajar, bagaimana
proses belajar, dan hasil dari proses belajar. Pertama, mengapa
anak belajar? Pada dasarnya anak adalah makhluk pembelajar, karena adanya
kebutuhan dari otak itu sendiri. Kebutuhan ini merupakan tuntutan alami yang
tidak bisa kita hentikan. Kedua, bagaimana proses belajar? Anak
akan berhasil dalam belajar jika prosesnya tepat. Dikatakan proses tepat, jika
materi dan cara penyampaiannya juga tepat dan menarik. Oleh karena itu, perlu
adanya strategi dalam penyampaian materi. Ketiga, apa hasil dari
belajar? Hasil dari belajar sesungguhnya bukanlah hanya dilihat dari hasil
tes. Namun, hasil belajar dapat diperoleh jika terjadi perubahan perilaku,
perubahan pola pikir anak, serta adanya konsep baru yang dibangun anak. Jika
orang tua menemukan perubahan minimal salah satu dari hasil belajar itu, maka
dapat dikatakan bahwa anak telah berhasil dalam belajarnya.
Dengan demikian, sebelum menyusun strategi
dalam pembelajaran, maka orang tua harus mengenali gaya belajar anak terlebih
dahulu. Perlu kita ketahui bahwa menurut Howard Gardner, terdapat kecerdasan
majemuk (multiple intelligences) dalam diri anak. Oleh karena itu, dengan
adanya kecerdasan majemuk, anak akan mempunyai gaya belajar yang beragam pula. Yang
menjadi pertanyaan adalah, Bagaimana kita mengenali gaya belajar anak? Tentunya
dengan cara pengamatan manual dari kebiasaan sang anak ataupun melalui alat riset
psikologi. Pada dasarnya terdapat ciri-ciri khusus yang dapat kita ketahui
tentang gaya belajar anak. Di dalam banyak teori disebutkan, ada gaya belajar anak
dengan kecenderungan pada kecerdasan linguistik, ada juga kecerdasan intrapersonal,
kecerdasan naturalis, kecerdasan musik, kecerdasan matematis-logis, kecerdasan
spasial-visual, kecerdasan kinestetik serta kecerdasan interpersonal.
Dari kedelapan kecenderungan kecerdasan
majemuk itu dapat dilihat dari kebiasaan yang dilakukan oleh anak. Pertama, anak
yang mempunyai kecenderungan kecerdasan linguistik, mempunyai kebiasaan belajar
dengan mengenal huruf, kata atau kalimat, suka membaca, menulis, bercerita,
melaporkan sesuatu yang menarik, berbicara di depan umum, merekam dengan media
audio, mendengar, menghafal, bertanya, dan berdebat. Kedua, anak yang
mempunyai kecenderungan kecerdasan intrapersonal, maka ia mempunyai kebiasaan
memahami dengan mengekspresikan diri, belajar sendiri, menghubungkan materi
dengan kehidupan sendiri, dan menyukai kegiatan individual. Ketiga, anak
dengan kecenderungan kecerdasan naturalis, biasanya ia menyukai aplikasi dengan
binatang atau tanaman sebagai praktik belajar langsung, belajar di alam terbuka,
mengubungkan materi belajar dengan fenomena alam, dan menyukai gejala alam. Keempat,
anak yang mempunyai kecenderungan kecerdasan musik, ia akan belajar dengan
menggunakan musik, menghubungkan musik dengan konsep tertentu, menggunakan lagu
dalam memahami konsep, dan belajar dengan ditemani musik.
Kelima, anak yang mempunyai
kecenderungan kecerdasan matematis-logis, biasanya suka belajar dengan
angka-angka, belajar menggunakan komputer, belajar dengan membuat hipotesis
atau perkiraan terlebih dahulu dan belajar melalui kasus serta berusaha mencari
jalan keluar. Keenam, anak yang mempunyai kecenderungan kecerdasan
spasial-visual, biasanya suka belajar dengan gambar, belajar dengan proses membayangkan,
belajar dengan indikator warna, belajar dengan metafora gambar, dan belajar
dengan berkunjung ke museum. Ketujuh, anak yang mempunyai kecenderungan
kecerdasan kinestetis biasanya suka belajar dengan melakukan aktivitas, belajar
dengan sosio-drama, belajar dengan membuat kerajinan tangan, dan belajar dengan
aplikasi langsung. Kedelapan, anak yang mempunyai kecenderungan kecerdasan
interpersonal, biasanya ia suka belajar dengan kerja kelompok, belajar dengan
simulasi dan belajar dengan mengadakan sebuah kegiatan.
Nah, para orang tua, setalah kita memahami
bagaimana gaya belajar anak kita, maka sebagai orang tua harus dapat menentukan
strategi bagaimana proses pembelajaran bagi anak kita yang tepat. Gaya belajar
ini merupakan pintu pembuka bagi anak dalam belajar. Jika pintu pembuka ini
lebar, maka berbagai informasi yang masuk akan memudahkan anak untuk memahami
informasi tersebut. Kemudian informasi itu akan masuk ke otak anak dan akan
disimpan dalam memori jangka panjang serta tak terlupakan seumur hidup. Oleh
karena itu, sebagai orang tua sudah sepatutnya memahami bahwa anak belajar
dengan caranya masing-masing. Kenyamanan belajar anak sangat menentukan hasil belajar
yang maksimal. Akhirnya….yuk kenali gaya belajar anak kita…..
Komentar
Posting Komentar