NOVA vs MIRENA (Sebuah Perjalanan yang Penuh Ikhtiar)
Oleh: Eni Setyowati
Tulisan ini kupersembahkan kepada ibu-ibu, baik ibu muda dan setengah baya. Namun, bagi bapak-bapak, baik bapak muda dan setengah baya pun wajib tahu. Pasti penasaran kan? Oke anggap saja ini ikut pelajaran Biologi materi reproduksi hihihi...Tulisan ini adalah cerita pengalaman saya, siapa tahu bisa jadi pelajaran ataupun pengalaman kita semua.
Cerita ini dimulai saat awal pandemi covid-19, tepatnya awal April 2020 yang lalu. Saat itu bertepatan saya harus WFH (Work From Home) alias bekerja dari rumah. Bersamaan dengan adanya pandemi, ada yang aneh di dalam tubuh saya. Sebagai seorang wanita, tentunya setiap bulan akan mengalami kedatangan tamu. Nah, saat itu tamu saya gak berhenti-henti, kayaknya kerasan hehehe. Kejadian seperti itu sampai berbulan-bulan. Karena keanehan itu, sayapun berkonsultasi dan periksa ke dokter spesialis. Hasil observasi dan tes baik serta aman-aman saja. Dokter pun akhirnya hanya memberikan vitamin. Beberapa bulan tak ada perubahan. Saya berinisiatif berkunjung ke dokter lain. Setelah beberapa kali berobat dan berkonsultasi, keputusan dokter harus dikuret. Dan pertengahan Oktober kemarin, saya dikuret. Alhamdulillah hasil dari kuret baik, tidak menunjukkan sesuatu yang mengkhawatirkan.
Waktu terus berlalu, dua bulan setelah kuret, ada rasa yang kurang puas pada diri saya. Tamu setiap bulanpun masih kerasan di tubuh. Namanya berikhtiar, apapun akan dilakukan. Saya putuskan untuk ke Surabaya, dengan pertimbangan mencari alternatif lain, mengingat di Surabaya, dari segi jumlah dokter lebih banyak pilihan, dari segi peralatan lebih lengkap, dari segi senioritas banyak dokter senior, dan dari segi pengalaman tentunya juga lebih pengalaman. Sayapun mencari informasi, dengan menghubungi teman-teman yang berprofesi sebagai dokter ataupun tenaga kesehatan. Ada beberapa alternatif dokter yang diberikan. Akhirnya kuputuskan pada salah satu dokter yang praktek di sebuah RSIA swasta di Surabaya, yang kebetulan beliau juga praktek di hari Sabtu. Kupilih hari itu, agar kami (saya dan suami) tidak meninggalkan jam kerja.
Cusss... Akhirnya kami meluncur ke kota Pahlawan (hitung-hitung sekalian refreshing berdua aja hehehe). Dokter yang saya tuju biasanya di hari Sabtu praktek mulai pukul 09.00, tetapi Sabtu kemarin mulai pukul 13.00. Untungnya di H-1 malam saya menghubungi tempat praktek, sehingga saya datang di saat yang tepat alias tidak kepagian hehehe.
Kami tiba sekitar pukul 12.30. Dengan dipandu petugas yang ada di depan, saya diarahkan ke tempat skrining covid, cuci tangan dan loket pendaftaran. Kebetulan saya dapat nomor antrian 099. Sekitar setengah jam, nomor antrian saya dipanggil. Sayapun segera menuju ke meja petugas untuk pendataan dan melakukan proses lebih lanjut. Prosesnya berbeda dengan di Tulungagung hehehehe.
Setelah semua proses saya lakukan, tiba saatnya saya masuk ke ruangan dokter. Saya dan suami segera menceritakan semuanya ke dokter. Tak lama kemudian saya dipersilahkan menuju ke tempat tidur pasien. Segera saya diberi tindakan. Pertama dilakukan USG pada perut, kemudian dilakukan USG pada organ kewanitaan. Nah, USG kedua inilah yang belum pernah saya dapatkan di Tulungagung selama ini. Ini pengalaman yang pertama. Hiks. Gak usah dibayangkan ya gaesss hehehe.
Selama pemeriksaan, alhamdulillah dokter menyatakan semuanya baik, dan hasil tes lab pun juga semuanya baik. Kamipun melanjutkan untuk berkonsultasi. Dokter menyarankan saya untuk menggunakan alat kontrasepsi, namanya MIRENA. Tentu saja saya dan suami bingung, nama apa itu. Namanya baru mendengar saat itu hehehe. Dokterpun menjelaskan secara rinci sampai pada berapa harganya. Kata dokter, "sesuai dengan kondisi ibu, saya rekomendasikan ibu menggunakan mirena". "Siap dok:, jawab saya. Yang penasaran apa itu mirena silahkan googling ya.....
Konsultasipun berakhir, kami segera keluar dari ruangan dan menyelesaikan tetek bengek lainnya. Bismillah dengan segala ikhtiar yang saya lakukan, semoga mendapatkan hasil terbaik. Tentunya selalu diiringi doa yang tiada henti.
Mungkin bagi saya ataupun sebagian orang di Tulungagung, banyak yang belum mengenal dengan si mirena (survei membuktikan beberapa teman saya di Tulungagung tak mengenalnya), tetapi mereka yang di kota-kota besar ternyata sudah mengenalnya sejak lama (survei juga membuktikan teman yang di Malang sudah mengenalnya hehe). Survei ini telah membuktikan ternyata saya terlalu katrok dan sudah setengah baya hahahahaha.... Intinya, semakin menua, harus semakin peduli dengan kesehatan reproduksi ya gaes....Dulu saya hanya mengenal si NOVA sekarang jadi mengenal si MIRENA juga.
Tulungagung, 13 Desember 2020
Info baru mb. Many thanks🤩. Bertambah usia artinya alarm untuk makin peduli dengan kesehatan termasuk kesehatan reproduksi. Sehat selalu mb Eni🎉
BalasHapusBenar sekali.... Aamiin
BalasHapus