MARI BERBAGI DAN MEMBERI SEMANGAT



Oleh: Eni Setyowati

 

Salah satu tri dharma perguruan tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat. Setiap dosen/pendidik di perguruan tinggi berkewajiban untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berbeda-beda, misalnya dengan melakukan kegiatan membantu masyarakat di lapangan dalam jangka waktu yang cukup lama ataupun cukup dengan memberikan semacam edukasi atau penyuluhan kepada masyarakat. Apapun itu, harapan dari pengabdian ini adalah menjadikan masyarakat lebih maju, berkembang dan bisa mandiri.

Hari Kamis, 1 Oktober 2020, bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, saya mendapatkan amanah untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kabupaten Tulungagung. Kegiatan pengabdian di Lapas ini merupakan kegiatan rutin mingguan yang diadakan oleh Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Tulungagung. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan edukasi kepada saudara-saudara (narapidana) yang ada di Lapas. Kegiatan ini dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan oleh bapak-bapak dosen yang diperuntukkan bagi saudara di Lapas laki-laki, dan kegiatan oleh ibu-ibu dosen bagi saudara di Lapas perempuan.

Ini bukan kali pertama saya mengunjungi lapas untuk kegiatan yang sama, entah sudah berapa kali saya lupa, tetapi jika lima kali inshaAllah lebih. Tepat pukul 13.30 WIB saya tiba di lapas. Sayapun segera menuju pintu besi dan memencet bel, petugaspun membuka jendela kecil dan mempersilahkan saya masuk setelah saya menyampaikan bahwa saya dari IAIN Tulungagung. Pintu yang tak terlalu lebarpun dibuka, dan saya masuk. Setiap pengunjung harus menerapkan protokol kesehatan, suhupun di cek, alhamdulillah normal. Segera saya diminta untuk memberikan KTP dan saya diberi ID kartu pengunjunga, serta dipersilahkan menuju ruang lapas perempuan.

Begitu tiba di ruang perempuan, sayapun menyapa petugas Sipir yang menjaga, alhamdulillah sejak dulu petugasnya sama, sehingga saya sudah kenal. Kamipun mengobrol, sembari menunggu mereka menyiapkan tempat untuk berdiskusi. Kurang lebih ada 19 orang yang berada di lapas perempuan. Setelah tempat ditata rapi, acara diskusi pun dimulai. Saya mulai dengan perkenalan diri, dan menyampaikan maksud kedatangan saya. Alhamdulillah mereka sangat senang sekali. Saat berangkat saya berjaga-jaga membawa mesker untuk diberikan kepada mereka. Dan benar mereka tidak mengenakan masker, karena mungkin mereka berada di dalam, seperti halnya di rumah. Namun, demi menjaga kesehatan alhamdulillah masker yang saya bawa tidak mubazir. Maskerpun saya berikan dan dipakai, sehingga kamipun berbincang-bincang cukup tenang karena sudah mengenakan masker. Kemudian saya bagikan materi yang akan didiskusikan hari ini, cukup singkat, jelas dan padat yaitu dua lembar hehehe. Agar mereka semangat, tak lupa seperti yang sering saya lakukan di tempat lain, kali ini saya juga melakukan jariyah buku. Saya memberikan dua buah buku karya saya, yang menurut saya cocok dibaca oleh peremuan atau ibu-ibu. Lumayan untuk menambah wawasan mereka. Semoga buku saya bermanfaat bagi mereka. Aamiin.

Beberapa kali saya melakukan kegiatan ini ada satu yang menurut saya harus ditekankan, yaitu memotivasi mereka para penghuni lapas. Secara mental, tentunya mereka saat ini membutuhkan dorongan untuk bangkit. Kasus yang menimpa mereka, saya yakin menyebabkan mereka depresi, stress, ataupun sedih yang amat dalam. Bahkan, dulu… saat saya ke lapas, ada salah satu dari mereka yang cerita bagaimana dia sampai masuk ke lapas, kemudian setelah itu diceraikan suaminya, anaknya dua di bawa suaminya. Dia sempat mencoba bunuh diri dengan meminum racun serangga. Tentunya banyak sekali kisah-kisah dari mereka.

Apapun itu kasusnya, saat ini mereka membutuhkan motivasi untuk tidak putus asa dan selalu bersemangat menyongsong kehidupan di masa depan yang lebih baik. Hari ini saya menyampaikan materi yang tak jauh dari upaya untuk memberi semangat kepada mereka. Saya menyampaikan materi tentang refleksi diri. Marilah kita semua merefleksi diri masing-masing. Memulai dari nol bukanlah suatu kekalahan, tetapi itu adalah kekukatan bagi kita untuk bangkit.

Hidup bagai roda berputar, kadang posisi kita di atas kadang juga di bawah. Seringkali saat kita telah berada di atas, kita tak menyadari suatu saat kita bisa berada di bawah. Sehingga saat kita benar-benar berada di bawah kita tak sanggup menghadapi kenyataan tersebut. Banyak kejadian yang seharusnya tidak perlu terjadi, misalnya saat kondisi kita terpuruk, seseorang mengambil jalan pintas, misalnya bunuh diri sebagai jalan penyelesaiannya. Memang sekilas dengan bunuh diri permasalahan sudah teratasi, tetapi kenyataannya tidak seperti itu. Banyak yang harus dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat. Allahpun melaknat perbuatan bunuh diri maupun putus asa. Firman Allah QS. An Nisa’ 29-30 menyebutkan:

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”

Seringkali kebahagiaan dan kesedihan, keberhasilan dan kegagalan silih berganti menyapa. Di saat kebahagiaan dan keberhasilan menyapa, seringkali kita larut dalam kebahagiaan itu, hingga kita lupa bersyukur, akhirnya kesombongan dan keangkuhanlah yang muncul. Semoga kita dijauhkan dari yang seperti itu...Aamiin.

Belajar dan teruslah belajar menyusuri setiap perjalanan yang telah kita lalui serta selalu berusahalah memperbaiki jalan buruk yang pernah kita lalui dan selalu meningkatkan jalan baik yang pernah kita lakukan. Berdoa dan teruslah berdoa, berikhtiar dan teruslah berikhtiar, memohon ampun serta tak lupa selalu bersyukur, itulah yang harus kita lakukan dalam menghadapi semuanya, baik di saat senang maupun susah. Ingat, Allah menganugerahi kita sebuah akal yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Allah menganugerahi akal dengan maksud untuk berpikir bukan untuk menyerah. Dengan akal berarti Allah juga menganugerahi kecerdasan kepada kita. Salah satu kecerdasan yang diberikan kepada kita adalah "Advertisy Quotient", atau kecerdasan menghadapi masa-masa sulit. AQ adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang untuk mengatasi kesulitan dan sanggup untuk bertahan hidup, dalam hal ini tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap kesulitan hidup. Orang yang tahan menghadapi kesulitan tidak akan menghindari, tapi akan mengahadapinya tanpa pantang menyerah pada rasa tidak berdaya dan putus asa.

Setiap kesulitan pasti ada kemudahan, dan Allah tidak akan menguji makhluknya di luar kemampuan makhluknya, oleh karena itu jika kita telah merasa jatuh, maka lebih baik kita memulai dari nol dan bangkit kembali daripada kita berputus asa. Memulai dari nol bukan berarti kita kalah, tetapi disitulah menunjukkan kekuatan selalu ada pada diri kita. Ingat, ketika Allah memberikan tanggung jawab yang besar kepada kita, disitulah Dia juga memperlengkapkan kekuatan yang besar kepada kita. Mintalah pertolongan dalam menghadapi kesulitan dengan bersabar dan melaksanakan shalat, seperti dalam firman Allah QS. Al-Baqarah: 45 berikut.

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”.

Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Amiin Ya Rabbal Alamin.

Begitulan saya menyampaikan sedikit ajakan untuk selalu bersemangat dan tidak berputus asa. Satu jam telah berlalu, dan acarapun saya akhiri. Tak lupa saya menyampaikan terimakasih kepada mereka yang telah meluangkan waktu untuk berdiskusi dan saya sekali lagi berpesan agar mereka tetap semangat menatap masa depan, meninggalkan yang tidak baik dan memupuk yang baik. Di sesi akhir yang tak boleh terlewatkan adalah sesi foto bersama. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Acara diakhiri dengan do’a bersama dan saya pun pamit.

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

“TIADA JALAN TANPA DEBU, TIADA KESUKSESAN TANPA DOA ISTRI DAN IBU” (Sebuah catatan untuk suami dan anak-anakku)

BAROKALLOH FII UMRIK SUAMI DAN ANAK PERTAMAKU

SUDAHKAH MENGENAL ANAK KITA?