BAHASA SEBAGAI PENGEMBANG KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS

 



Oleh: Eni Setyowati

 

Pasti kita telah mengetahui bahwa bahasa adalah faktor penting di dalam komunikasi. Coba kita bayangkan apabila kita tidak mempunyai bahasa tentunya akan kacau dunia ini. Namun beberapa teori menyebutkan bahwa bahasa nonverbal diduga lebih awal lahir daripada bahasa verbal. Yang termasuk bahasa nonverbal adalah isyarat, postur, gerak tubuh, gambar, patung dan lain-lain. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ditemukan gambar-gambar pada tulang, tanduk, cadas dan dinding gua di Spanyol dan Perancis Selatan sekitar 90.000 sampai 40.000 tahun yag lalu. Kemudian sekitar 35.000 tahun yang lalu Cro Magnon mulai  menggunakan bahasa lisan (bahasa verbal). Dan sekitar 10.000 tahun yang lalu mulai mengalami kemajuan meskipun belum bisa menulis, barulah sekitar 5000 tahun yang lalu, era tulisan dimulai dari bahasa lisan yang terus berkembang.

Bahasa sendiri diartikan sebagai sebuah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi atau alat interaksi sossial. Sebagai suatu sistem, maka bahasa mempunyai struktur dan kaidah tertentu yang harus ditaati. Seiring dengan kemajuan kehidupan manusia, kini sudah ada sekitar 10.000 bahasa dan dialek di seluruh dunia. Seringkali kita tidak menyadari bahwa bahasa mempunyai fungsi yang sangat penting bagi manusia. Menurut Larry L. Barker, bahasa mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi penamaan, fungsi interaksi dan fungsi transmisi informasi. Sebagai fungsi penamaan, bahasa dapat mengidentifikasi  obyek, tindakan atau orang, sehingga dapat berkomunikasi. Sebagai fungsi interaksi, bahasa dapat menekankan berbagai gagasan dan emosi yang dapat mengundang simpati, pengertian atau bahkan kemarahan. Sedangkan sebagai fungsi transmisi informasi, bahasa dapat menghubungkan masa lalu, masa kini maupun masa depan.

Selain itu, bahasa juga dapat sebagai alat untuk mengenal dunia sekitar, alat untuk memahami lingkungan, alat untuk mengembangkan pengetahuan, serta sebagai alat perekat dalam hidup bermasyarakat. Dan yang paling utama, bahasa juga sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis. Bagaimana bahasa bisa mengembangkan kemampuan berpikir logis? Yaitu, bahasa dapat membantu menyusun struktur pengetahuan menjadi logis dan mudah diterima oleh orang lain. Coba kita bayangkan, betapa cemerlangpun suatu ide, jika tidak disusun dalam suatu kata atau kalimat yang teratur, sistematis dan logis, pastinya ide itu akan hancur.

Bahasa sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, maka kita harus memahami apa itu logika. Logika adalah ilmu berpikir yang tepat, sehingga seringkali disebut logika sebagai teknik berpikir. Sedangkan bahasa merupakan alat dari logika. Disamping alat logika, bahasa juga sebagai alat berpikir ilmiah. Tanpa mempunyai kemampuan berbahasa, seseorang tidak dapat melakukan kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur dalam menggapai ilmu pengetahuan.

Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa bahasa nonverbal lahir terlebih dahulu dibandingkan bahasa verbal. Hingga kini, aktivitas manusia dalam berkomunikasi yang paling mudah dikenali adalah komunikasi dengan bahasa verbal. Komunikasi dengan bahasa verbal yang ada meliputi komunikasi lisan maupun tulisan. Namun demikian, komunikasi dengan bahasa nonverbal juga sangat penting. Seringkali kita sulit membedakan atau memisahkan antara komunikasi dengan bahasa verbal dan nonverbal, karena keduanya terjadi secara bersamaan dan jalin-menjalin dalam komunikasi sehari-hari. Komunikasi dengan bahasa nonverbal berfungsi untuk meyakinkan apa yang diucapkannya, menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa disampaikan lewat kata-kata, menunjukkan jati diri, serta menambah dan melengkapi ucapan yang belum sempurna.

Di dalam komunikasi bahasa nonverbal seperti tingkah laku, bahasa tubuh (gerakan badan, tangan, kaki, mata, ekspresi wajah, sentuhan, sikap tubuh, waktu, warna dan aroma) sangat diperlukan. Oleh karena itu bahasa verbal dan nonverbal adalah modal untuk berkomunikasi, mereka saling menguatkan. Dengan menguasai bahasa verbal dan nonverbal dengan baik, maka komunikasi akan menjadi berkualitas. Apa yang harus dilakukan agar komunikasi dapat berkualitas? Ada beberapa hal yang perlu diketahui, antara lain (1) kita harus memahami bahwa kualitas bahasa adalah cerminan kualitas budaya, kalimat yang keluar dari mulut kita adalah menunjukkan kualitas kita. (2) Ingat kita sebagai komunikator. Oleh karena itu kita harus bisa mempertimbangkan untuk berbicara dengan porsi yang tepat, tujuan yang tepat, dan dengan cara yang tepat. (3) Kita harus menjadi pembicara yang efektif dan efisien. Efektif artinya tepat sasaran dan efisien artinya tepat waktu, dan (4) Kita harus membawa energi positif dalam pembicaraan.

Sedangkan komunikasi dengan bahasa nonverbal yang harus kita perhatikan adalah: (1) Isyarat tangan. Di dalam berkomunikasi kita tidak bisa hanya mengandalkan komunikasi verbal semata. Tangan dan jari bisa dijadikan sebagai penguat pesan. (2) Gerakan kepala. Sebaiknya saat kita berbicara dengan posisi kepala tegak (90 derajat) karena menandakan kita yang serius dan berhati-hati. (3) Cara berjalan. Cara berjalan juga menunjukkan emosi. (4) Kontak mata dan pandangan. Mempertahankan pandangan/kontak mata saat berbicara dengan mitra bicara adalah lambang penghormatan. (5) Ruang dan jarak. Kita harus mampu menciptakan jarak yang ideal dalam artian fisik dan psikis dengan lawan bicara. (6) Nada suara. Nada suara juga perlu diperhatikan dalam komunikasi. (7) Sentuhan. Sentuhan merupakan penguat dan stimulus yang bisa digunakan dalam komunikasi. (9) Ekspresi wajah. Ekspresi wajah adalah cerminan hati.

Pertanyaan lain pasti akan muncul. Bagaimana agar kita bisa menguasai komunikasi dengan bahasa verbal maupun nonverbal dengan baik? Tentunya jawabannya adalah dengan latihan dan berusaha. Tidak ada sesuatupun untuk kita dapat dengan baik tanpa adanya usaha. Bagaimana kita berusaha? Tentunya berusaha mencari referensi seperti buku-buku tentang komunikasi, buku motivator atau buku lain yang menunjang, lalu dibaca, dipelajari dan tentunya diterapkan. Jika memungkinkan, bisa mengikuti seminar, workshop ataupun kegiatan lain yang mendukung. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kreativitas seseorang hanya 30% yang ditentukan oleh bakat, selebihnya 70% ditentukan oleh latihan. Maka jangan pernah mengatakan “saya tidak bisa, karena itu bukan bakat saya.” Melalui latihan yang terus menerus, tentunya akan menjadi sebuah kebiasaan.

Kebiasaan berkomunikasi yang baik akan memberikan banyak manfaat, antara lain: (1) komunikasi yang baik dengan orang lain akan membantu dalam karir dan pergaulan, (2) komunikasi yang baik akan menempatkan seseorang pada posisi yang dihormati dan dihargai, (3) komunikasi yang baik juga memberikan efek positif bagi kesehatan. Menurut psikiater, orang yang kurang komunikasi akan mudah terkena gangguan kejiwaan, seperti depresi dan kurang percaya diri, sehingga memiliki kecenderungan cepat mati dibandingkan dengan orang yang senang berkomunikasi dengan baik. Ini tentunya sejalan dengan pesan Rasulullah Muhammad SAW, yang menganjurkan umatnya untuk rajin bersilaturahmi yang di dalam kegiatan bersilaturahmi ada komunikasi.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa di dalam komunikasi diperlukan kolaborasi bahasa verbal maupun nonverbal yang kuat. Ini berarti bahwa bahasa sebagai pengembang kemampuan untuk berpikir logis. Dengan berpikir logis, maka melalui komunikasi kita akan mampu menganalisis masalah dan mencari solusi terhadap berbagai masalah, kita akan mampu mendukung nilai-nilai dan karakter yang baik serta membina hubungan yang baik, serta akan membantu mencapai tujuan dan prestasi yang baik. Oleh karena itu, kita tidak ada alasan lagi untuk tidak menganggap pentingnya komunikasi, baik itu komunikasi dengan bahasa verbal maupun nonverbal.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

“TIADA JALAN TANPA DEBU, TIADA KESUKSESAN TANPA DOA ISTRI DAN IBU” (Sebuah catatan untuk suami dan anak-anakku)

BAROKALLOH FII UMRIK SUAMI DAN ANAK PERTAMAKU

SUDAHKAH MENGENAL ANAK KITA?