3B, 2M (Oleh-oleh dari Workshop)

 Oleh: Eni Setyowati


Selama dua hari, jurusan Tadris Biologi mengadakan workshop biologi modern dengan tema "Peran Biologi Modern dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidik", dengan narasumber dari UM dan UB Malang. Saya sebagai salah satu pengampu mata kuliah di jurusan Tadris Biologi, tentunya juga merupakan salah satu peserta workshop tersebut. Berbagai konsep dasar biologi modern telah dijelaskan oleh narasumber dan kegiatan demo isolat DNA pun dilakukan. 


Sebagai narasumber di hari pertama adalah ibu Dra. Dwi Listyorini, M.Si., D.Sc. dari Universitas Negeri Malang, dan narasumber hari kedua adalah Bapak Nia Kurniawan, S.Si., MP.,  D.Sc. dari Universitas Brawijaya Malang. Mahasiswa dan dosen sangat antusias mengikuti kegiatan ini, hingga berbagai pertanyaan mereka ajukan. Bersamaan dengan kegiatan workshop di jurusan Tadris Biologi ini, ada juga kegiatan workshop kurikulum yang diselenggarakan oleh institusi di Hotel Crown Tulungagung,  sehingga selama dua hari ini saya harus "melompat" dari kampus menuju hotel untuk mengikuti workshop yang bersamaan. Meskipun saya harus melompat untuk mengikuti kedua workshop secara bersamaan, namun alhamdulillah ada kepuasan yang saya peroleh. Kami mendapatkan kesempatan tawaran untuk mengirimkan empat atau lima mahasiswa untuk dibimbing oleh beliau dalam hal penelitian. Ini merupakan kesempatan besar bagi jurusan Tadris Biologi,  mengingat usia jurusan Tadris Biologi yang masih balita, tepatnya masih memasuki tahun keempat. Dan Alhamdulillah akhirnya workshop berjalan dengan lancar dan sukses. 


Tak dapat dipungkiri, tentunya saya tidak dapat mengikuti kedua workshop dengan penuh, tetapi ada catatan penting yang berkaitan dari kedua workshop tersebut. Pada saat workshop kurikulum, narasumber menyampaikan bahwa persentase kurikulum yang baru bagi fakultas tarbiyah adalah 70 persen berupa mata kuliah kompetensi keilmuan, 20 persen mata kuliah kompetensi pedagogik, dan 10 persen mata kuliah institusi. Peningkatan persentase di kompetensi keilmuan ini sebagai akibat dari adanya program PPG, sehingga hal ini merupakan tantangan bagi fakultas tarbiyah atau kependidikan. Saat ini untuk menjadi seorang guru tidak hanya dari lulusan fakultas keguruan namun dari fakultas ilmu murni juga bisa asalkan mengikuti program PPG. Tentunya, secara keilmuan program studi kependidikan pasti kalah dengan ilmu murni, oleh karena itu persentase keilmuan/keprodian dalam kurikulum harus ditingkatkan, agar mahasiswa dari fakultas keguruan mempunyai kompetensi keilmuan yang tidak berbeda jauh dari mahasiswa dari ilmu murni. Jadi mata kuliah ilmu murni menjadi lebih banyak sementara mata kuliah kepedagogikan dikurangi dan akan diperoleh lagi secara lebih matang saat PPG. 


Meskipun pada awalnya workshop biologi modern ini memang bertujuan untuk menambah kompetensi mahasiswa di bidang keilmuan, tetapi saat itu belum terpikirkan adanya perubahan pada kurikulum. Namun akhirnya gayungpun bersambut, workshop biologi modern ini merupakan upaya untuk menjawab tantangan pada kurikulum baru tersebut. Diharapkan dengan workshop ini mahasiswa di jurusan Tadris Biologi dapat bersaing dengan mahasiswa ilmu murni. Aamiin. 


Baiklah, di sini saya akan menjelaskan sedikit tentang istilah biologi modern. Jika dilihat dari kata "biologi modern", di situ kita pasti berpikir berarti ada "biologi old", kata bu Dwi (narasumber dari UM). Menurut bu Dwi, sebenarnya biologi modern itu sudah ada sejak lama. Bahkan pada tahun 1910 sudah ada buku dengan judul Modern Biology. Saat inipun buku dengan judul biologi modern juga ada terbitan yang baru, tentunya sesuai kondisi saat ini. Jadi istilah biologi modern ini sebenarnya selalu ada di setiap jamannya. Modern saat ini, di tahun 2030 nanti menjadi old, dan begitu seterusnya.


Salah satu fokus biologi modern saat ini adalah terkait dengan DNA, sehingga materi pada workshop biologi modern kali ini adalah isolasi DNA dan DNA barcoding serta hasil-hasil penelitian tentang filogenetik. Di sini saya tidak akan berpanjang lebar menjelaskan tentang isi materi tersebut, silahkan pembaca bisa searching melalui google maupun buku. Namun pada tulisan ini saya akan menyampaikan "sesuatu yang menggelitik" yang merupakan oleh-oleh dari workshop ini. Apakah itu? yaitu istilah "bibit, bebet, bobot, mitokondria dan masa lalu" (3B, 2M). Sebenarnya istilah ini disampaikan oleh pak Nia (narasumber dari UB) untuk menggelitik mahasiswa agar mahasiswa lebih bersemangat dan tidak mengantuk, dan benar... berkat istilah ini mahasiswa menjadi move on semua... hehehe.


Kita semua tentunya tidak asing lagi dengan istilah "bibit, bebet dan bobot." Biasanya, istilah tersebut disampaikan oleh orang tua kita jika kita ingin memilih seorang calon pasangan hidup. Demikian juga pada workshop ini, sebuah pesan disampaikan oleh pak Nia kepada para mahasiswa, "bahwa jika kalian akan memilih pasangan hidup, tidak cukup berdasarkan 3B. Bagi mahasiswa biologi ada dua tambahan lagi yaitu mitokondria dan masa lalu (2M)." Hehehehe.....kok bisa? Ya bisa dong... 


Baiklah, marilah kita pelajari apa itu mitokondria? Di dalam ilmu biologi, mitokondria adalah organel membran yang berfungsi sebagai tempat penghasil energi. Semakin aktif suatu sel, maka semakin banyak dan bagus mitokondrianya. Mitokondria itu sendiri merupakan salah satu organel dari sel eukariotik. Adapun teman-teman dari mitokondria adalah nukleus, ribosom, retikulum endoplasma, badan golgi, lisosom, vakuola, kloroplas (bagi tumbuhan) dan dinding sel (bagi tumbuhan). Kemudian yang menjadi pertanyaan di sini adalah, "bagaimana cara mengetahui mitokondria seseorang itu baik atau tidak?" "Apakah harus diambil sedikit bagian dari anggota tubuhnya kemudian kita lab kan?" Tentunya tidak seperti itu. Pak Nia menjelaskan bahwa untuk mengetahui mitokondria seseorang yaitu menganalogikan dengan "coklat." Misalkan, saat si calon pasangan memberi coklat kepada kita, maka dapat kita lihat: "jika si dia memberi coklat tersebut hanya untuk kita, maka dia mempunyai mitokondria yang tidak baik." Namun, "jika si dia memberi coklat itu untuk kita, dia juga memberi untuk orang tua kita, adik atau kakak (jika punya) dan lain-lain, maka dia mempunyai mitokondria yang baik." Wah ilmu baru ini...hehehehe.... Nah, sekarang silahkan para pembaca meraba-raba sendiri termasuk mempunyai mitokondria yang bagaimana? Tentunya yang menjadi PR bagi kita (orang biologi) adalah "bagaimana dengan organel-organel yang lain?" dapatkah diposisikan seperti mitokondria? Silahkan dipikirkan..... 


Bagi saya pernyataan tersebut sangat menarik, dan saya yakin dari semua materi yang disampaikan oleh narasumber selama dua hari, maka 3B, 2M inilah yang paling diingat oleh para mahasiswa.... Wkwkwkwk. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“TIADA JALAN TANPA DEBU, TIADA KESUKSESAN TANPA DOA ISTRI DAN IBU” (Sebuah catatan untuk suami dan anak-anakku)

BAROKALLOH FII UMRIK SUAMI DAN ANAK PERTAMAKU

SUDAHKAH MENGENAL ANAK KITA?