SURGA DI TELAPAK KAKI IBU

 


Oleh: Eni Setyowati

 

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibu telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14)

 

Satu hal yang selalu ditekankan oleh kedua orang tua saya adalah selalu melakukan kebaikan kepada semua makhluk Allah. Tidak hanya pada sesama manusia, tetapi juga pada alam. Salah satu kunci kebaikan adalah shalat tepat waktu dan berbakti kepada kedua orang tua. Saat ini saya menyadari bahwa kedua kunci itu adalah dibukanya pintu-pintu kebaikan lainnya.

          Kita tahu bahwa satu diantara tiga amal yang Allah cintai adalah anak yang berbakti kepada orang tuanya. Sedangkan salah satu adzab yang dibenci Allah adalah anak yang durhaka kepada orang tuanya. Boleh jadi, keberhasilan yang kita peroleh sekarang bukan karena kepintaran atau ketangguhan kita, tetapi tak lain karena do’a kedua orang tua kita yang selalu terpanjatkan di setiap habis shalat. Apalagi do’a-do’a itu dari ibu kita.

            Oleh karena itu, saya selalu berusaha untuk dapat menghangatkan hari-harinya. Sebab saya yakin orang tua senantiasa tak lelah mendo’akan saya. Bayangkan, bagaimana tidak terharunya saya. Setiap kali saya menghadapi momen penting dalam kehidupan saya, setiap kali saya menghadapi permasalahan, ibu selalu menambah porsi waktunya untuk selalu mendo’akan saya dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan saat ini, setelah saya berkeluarga dan mempunyai putra, ibu selalu terus mendo’akan saya dan keluarga saya. Di saat anak saya sakit, ibu selalu berusaha ingin ikut merawat dan menjaga cucunya serta mendo’akannya.

            Saya teringat dulu, ketika saya akan menghadapi ujian, di saat sekolah ataupun kuliah, ibu selalu menanyakan “Ujiannya jam berapa?”, dan setelah tahu jawabannya ibu selalu memperbanyak berdo’a dan berkata “pada saat kamu ujian, saya berada di atas sajadah untuk mendo’akanmu.”.  Hal ni bukan berarti menjadikan saya tiba-tiba menjadi lebih hebat, tetapi akan membuat saya lebih percaya diri, lebih lega, dan lebih merasa siap dalam menghadapi ujian, karena ada orang tua yang selalu mendukung pada setiap hal baik dan besar yang tengah saya lakukan.

            Banyak yang sibuk mengejar dunia, tetapi melupakan orang tuanya. Parahnya lagi, wejangan-wejangan kebaikannya tak jua diindahkan. Selalu ingat bahwa orang tua akan pergi meninggalkan kita adalah salah satu cara terbaik kita untuk terus berbakti kepada orang tua. Saya tak pernah takut menghadapi dunia karena ibu selalu mendo’akan saya setiap waktu.

            Tak salah jika ada ungkapan “Surga di telapak kaki ibu”, selain karena do’a dan perjuangan ibu seperti yang saya sampaikan tadi, marilah kita mengingat dua keajaiban yang diciptakan oleh Allah dalam diri ibu. Pertama keajaiban cairan Air Susu Ibu dan kedua keajaiban rahim ibu.

            Air susu ibu yang Allah karuniakan kepada setiap ibu yang melahirkan, telah Allah desain dengan sempurna sebagai cairan yang tidak akan menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi. Lebih dari itu, Allah bahkan menjadikan air susu ibu sebagai cairan sekaligus makanan yang terdiri dari zat-zat yang sangat bermanfaat bagi kekebalan bayi. Banyak ilmuwan yang telah meneliti bahwa bayi yang mengkonsumsi air susu ibu dalam waktu panjang memiliki kemungkinan yang lebih kecil terkena serangan penyakit jantung, kanker dan tekanan darah tinggi. Hal ini dikarenakan pada air susu ibu terdapat lemak tak jenuh dan natrium serta berbagai zat bergizi lainnya yang membuat bayi terhindar manakala dia dewasa dari berbagai macam penyakit tersebut.

            Keajaiban rahim ibu pun dapat dirasakan ketika sperma yang  masuk dan bersatu dengan sel telur pada rahim ibu dengan proses yang telah dirancang dan berubah menjadi segumpal darah. Kemudian segumpal darah itu setelah 40 hari berubah menjadi segumpal daging. Setelah 40 hari lagi berubah dan menyusun menjadi kerangka-kerangka dan tulang belulang, kemudian terbentuk urat-urat syaraf, jantung, paru, hati, usus, mata, hidung, telinga, mulut, kepala, dan bagian-bagian lain dari anggota badan manusia. Setelah proses ini terjadi ratusan ribu sel bersatu dan membentuk organ jantung yang kemudian kelak setelah Allah hirup ruh padanya akan terus berdenyut hingga kematian menjemputnya.

            Sembilan bulan kita berada dalam rahim ibu, hingga pada akhirnya Allah perkenankan kita lahir ke dunia adalah sebuah perjuangan ibu yang sangat berat dan menderita. Maka dari itu, sudah sepatutnya kita menghormati dan menyayangi ibu dan ayah serta berbakti kepadanya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

“TIADA JALAN TANPA DEBU, TIADA KESUKSESAN TANPA DOA ISTRI DAN IBU” (Sebuah catatan untuk suami dan anak-anakku)

BAROKALLOH FII UMRIK SUAMI DAN ANAK PERTAMAKU

SUDAHKAH MENGENAL ANAK KITA?